Friday, March 10, 2017

LAPORAN PRAKTIKUM UJI RANGKIN

LAPORAN PRAKTIKUM EVALUASI SENSORI
UJI RANGKING
 

Oleh :

M AZHARI
J1A115091
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latarbelakang
Pada bidang industri perbaikan suatau produk merupakan salah satu alternatif penunjang dalam pemasaran, keinginan konsumen selalu menghendaki produk dengan mutu yang terbaik harus dapat dipenuhi bila perusahaan tersebut ingin menjaring ke atas penjualan produk yang dihasilkan.
Pada uji rangking ini digunakan untuk mengukur pengaruh proses baru terhadap mutu produk yaitu untuk mengetahui suatu produk baru harus sama atau lebih dari produk yang lama. Selain itu digunakan juga dalam menentukan contoh terbaik dilalakukan beberapa pengujian pembedaan dan pengujian pemilihan.
Pada pengujian ini panelis mengemukakan tanggapan pribadi  yaitu kesan yang berhubungan dengan kesukaan dan tanggapan senang terhadap sifat sensorik atau kualitas yang dinilai misalnya kesan kerenyahan atau kelembekan pada bahan yang diujikan pada biskuit. Tanggapan harus diberikan segera dan secara spontan, bahkan tanggapan nyang sudah diberikan tidak boleh ditarik kembali meskipun timbul keragu-raguan pada pengujian yang dilakukan.
1.2  Tujuan
Pada praktikum ini bertujuan untuk mengurutkan nilai suatu produk dan memilih sampel yang terbaik.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1   Uji Skala
      Uji skala merupakan uji dimana panelis menyatakan berasan kesan yang diperolehnya. Besaran tersebut dinyatakan dalam bentuk besaran skala atau dalam bentuk numerik ( Susuwi, 2009).
Menurut Yulia, A (2016) pengujuian skala dibagi menjadi tiga, yaitu:
1.      Uji skala garis
2.      Uji skor (pemberian skor atau skoring)
3.      Uji penjenjangan (uji pengurutan atau rangking)
2.2   Uji penjenjangan (uji pengurutan atau rangking)
            Uji rangking adalah suatu proses pengurutan dua sampel atau lebih berdasarkan intensitas dan atribut yang dirancang menurut tingkat kesukaan suatu produk dalam memilih yang terbaik atau yang terjelek, dengan menambah atau mengurangi jumlah atribut, kualitas secara keseluruhan atau respon pada saat yang sama (Nuraini, dkk, 2013).
            Uji rangking bisa digunakan untuk mengukur proses baru terhadap mutu produk yaitu untuk mengetahui apakah produk baru sama atau lebih baik dari produk lama. Dengan mengunakan uji rangking ini maka mutu suatu produk dapat diketahui dan diurutkan sehingga untuk selanjutnya jenis atau tingkat mutu untuk produk inilah yang menjadi patokan dalam proses pembuatan suatu produk (Rahayu, W. P., 2001).
            Metode pengujian rangking memiliki beberapa persamaan dengan uji skoring yaitu pada kedua metode ini sama-sama memberikan penilaian berupa angka terhadap sampel yang diujikan, uji rangking ini pada umumnya dilakukan untuk mengurutkan sejumlah komoditas atau sejumlah produk yang berbeda intensitas sifatnya, dan untuk memperbaiki mutu suatu produk tersebut. Sampel yang diujikan menurut intensitas mutu sensorik dan diberi nomor urut dari intensitas mutu sensorik (Kartika, 1999).
            Fungsi dari uji rangking yaitu untuk menentukan urutan sejumlah komoditas produk menurut perbedaan intiesitasnya, misalnya pada tingkat kemanisan atau kerenyaahan dan kesukaan pemberian nomor urut biasanya dimulai dari nomor satu yang menyatakan nilai atau peringkat tertinggi diikuti peringkat kedua yang mutu nya lebih rendah dan seterusnya (Sarastani, 2000).
            Pada uji rangking ini panelis memiliki kemudahan dalam memahami intuksi dan merespon. Uji rangking ini memiliki kelemahan  yaitu terbatasnya jumlah contoh yang dapat diujikan membuat peringkat sampai 6 sampel masih mudah bagi panelis tetapi jika lebih dari 6 maka panelis mengalami kesulitan (Nuraini Mawansih, 2006).
            Keuntungan dari uji rangking ini adalah cepat, dpat digunakan untuk bermacam-macam contoh baku atau tidak atau tidak, sedangkan kelemahannya adalah mengabaikan jumlah atau tingkat perbedaan. Contoh, nilai satu set data tidak dapat dibangdingkan langsung dengan nilai yang sama pada set data yang lain, dan apabila terdapat perbedaan yang kecil panelis merasa harus membedakan contoh dianggap identik, sehingga menyebabkan inkonsistensi pada uji rangking yang dilakukan (Soekarto, 1985).
            Dalam uji ini panelis diminta untuk membuat ukuran contoh-contoh yang diuji menurut perbedaan tingkat mutu atau tingkat sensorik, jarak atau interval antara jenjang atau rangking keatas dan kebawah tidak harus sama, misalnya jenjang nomor satu dan nomor dua boleh berbeda dengan jenjang nomor dua dan nomor tiga. Dalam uji perjenjangan atau rangking komoditi diurutkan dan diberi nomor urut, urutan pertama menyatakan tingkat tertinggi, makin besar nomor pada peringkat menunjukkan urutan paling bawah atau peringkat semakin rendah  (Sarastani,  2012).


BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum uji ranking dilaksanakan pada - dengan langsung panelis mencicipi sampel yang telah tersedia. Praktikum uji ranking ini dilakukan pada pukul -
3.2 Bahan dan Alat
            Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah roti dengan berbagai merk yaitu kode 467 (Biskuit Marrie Roma), kode 939 (Biskuit Marrie ATB), dan kode 213 (Biskuit Marrie Kongguan) juga air mineral. Sedangkan alat yang digunakan adalah piring kecil (3 buah), kuisioner dan alat tulis.
3.3 Prosedur Kerja
            Pertama, panelis mendapat instruksi umum dari penguji. Panelis mengisi kuisioner, lalu mencicipi sampel (3 sampel) yang ada diatas meja. Setiap  sampel yang dicicip harus minum air mineral untuk menetralisirkan lidah agar kesan yang diberikan tidak bias. Kemudian, panelis diminta menuliskan kesan terhadap 3 sampel yang ada dan berbeda, panelis diminta mengurutkan ranking sampel dari tingkat 1 hingga tingkat 3 dari data skalar garis dengan menulis kodenya pada kolom kuisioner yang tersedia.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 4.1.1 Hasil Data Uji Ranking
Panelis
Kode Sampel
Jumlah
939
467
213
1
2
3
1
6
2
3
2
1
6
3
3
2
1
6
4
3
2
1
6
5
1
3
2
6
6
2
1
3
6
7
2
3
1
6
8
1
2
3
6
9
3
1
2
6
10
3
2
1
6
11
3
2
1
6
12
1
3
2
6
13
3
2
1
6
14
1
3
2
6
15
1
2
3
6
16
1
2
3
6
17
1
2
3
6
18
1
2
3
6
19
1
3
2
6
20
2
3
1
6
21
3
2
1
6
22
2
1
3
6
23
1
2
3
6
24
1
2
3
6
25
1
2
3
6
26
2
3
1
6
27
1
3
2
6
28
2
1
3
6
29
2
1
3
6
30
1
3
2
6
31
1
3
2
6
32
2
3
1
6
33
2
3
1
6
34
1
3
2
6
35
3
2
1
6
36
1
2
3
6
37
3
2
1
6
38
3
2
1
6
Jumlah
70
85
73
228
Rata-rata
1,84
2,24
1,92
6
Tabel 4.1.2 Hasil  Konversi Data Uji Ranking
Panelis
Kode Sampel
Jumlah
939
467
213
1
0
-0,85
0,85
0
2
-0,85
0
0,85
0
3
-0,85
0
0,85
0
4
-0,85
0
0,85
0
5
0,85
-0,85
0
0
6
0
0,85
-0,85
0
7
0
-0,85
0,85
0
8
0,85
0
-0,85
0
9
-0,85
0,85
0
0
10
-0,85
0
0,85
0
11
-0,85
0
0,85
0
12
0,85
-0,85
0
0
13
-0,85
0
0,85
0
14
0,85
-0,85
0
0
15
0,85
0
-0,85
0
16
0,85
0
-0,85
0
17
0,85
0
-0,85
0
18
0,85
0
-0,85
0
19
0,85
-0,85
0
0
20
0
-0,85
0,85
0
21
-0,85
0
0,85
0
22
0
0,85
-0,85
0
23
0,85
0
-0,85
0
24
0,85
0
-0,85
0
25
0,85
0
-0,85
0
26
0
-0,85
0,85
0
27
0,85
-0,85
0
0
28
0
0,85
-0,85
0
29
0
0,85
-0,85
0
30
0,85
-0,85
0
0
31
0,85
-0,85
0
0
32
0
-0,85
0,85
0
33
0
-0,85
0,85
0
34
0,85
-0,85
0
0
35
-0,85
0
0,85
0
36
0,85
0
-0,85
0
37
-0,85
0
0,85
0
38
-0,85
0
0,85
0
Jumlah
5,10
-7,65
2,55
0
Rata-rata
0,13
-0,20
0,07
0
·         Perhitungan ANOVA dari Konversi Data Hasil Uji Ranking
Ø  db contoh        = jumlah contoh – 1   
= 3 – 1            
= 2
Ø  db panelis        = jumlah panelis – 1   
= 38 – 1
= 37
Ø  db total            = (jumlah panelis x jumlah contoh) – 1
= (38 x 3) – 1
= 114 – 1
= 113
Ø  db error           = db total – (db panelis + db contoh)
= 113  - (37 + 2)
= 113 – 39
= 74
Ø  FK  = 0
Ø  JK Contoh       =   
=        
=      
= 2,39
Ø  JK Panelis       =   
                        =  
= 0
Ø  JK Total          = Total Jumlah Kuadrat – FK            
= 54,91 – 0     
= 54,91
Ø  JK Error          = JK Total – JK Contoh – JK Panelis            
= 54,91 – 2,39 – 0      
= 52,52
Ø  KT Contoh      =       
=    
= 1,195
Ø  KT Panelis       =         
=      
= 0
Ø  KT Error          =         
                         =             
                        = 0,71
Ø  F Hitung Contoh       =        
                                  =      
                                  = 1,68
Ø  F tabel 5%       = 3,12
Tabel 4. 1. 3 Sidik Ragam
Variabel
Db
JK
KT
F hitung
F tabel 5%
Contoh
2
2,39
1,195
1,68tn
3,12
Panelis
37
0
0
Error
74
52,52
0,71
Total
114
54,9
tn) tidak berpengaruh nyata pada taraf 5%


4.2   Pembahasan
Pada praktikum uji rangking ini bertujuan untuk menentukan urutan sejumlah komoditas atau produk menurut perbedaan intensitasnya, dan panelis diminta untuk mengurutkan tingkat keempukan dari biskuit Marie. Pemberian nomor urut biasanya di mulai dari nomor satu yang menyataka nilai atau peringkat tertinggi dan diikuti peringkat kedua yang mutunya lebih rendah dan seterusnya. Pengujian dilakukan dengan mengurutkan tiga contoh sampel, yaitu biskuit Marie ATB (kode 939), biskuit Marie Roma (467), dan biskuit Marie Khong Guan (kode 213). Dari hasil tabulasi data dapat diketahui bahwa biskuit Marie ATB yang memiliki keempukan paling tinggi, kemudian biskuit Marie Khong Guan, dan yang terakhir biskuit Marie Roma.
            Untuk mengetahui berbeda nyata atau tidak, dilakukan Analisis Of Varian (Anova). Sebelum dilkukan perhitungan ANOVA hasil ditabulasikan terlebih dahulu. Kemudian setelah ditabulasikan dihitung dengan ANOVA, dari berbandingan F tabel pada taraf  5 % diketahui F hitung 1,69 dan F tabel 3,12. Sehingga dapat disimpulkan bahwa F hitung lebih kecil dari F tabel, jadi didapatkan pada ketiga sampel dinyatakan tidak berbeda nyata.


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Uji rangking ini dapat disimpulkan bahwa pada uji ketiga sampel tidak memiliki perbedaan nyata, dimana F hitung lebih kecil dari F tabel yaitu 1,69 <  3,12, dan biscuit Marie ATB memiliki peringkat pertama kemudian biscuit Khong Guan dan biscuit Marie Roma setelah di bandingkan dengan F tabel padataraf 5%.


DAFTAR PUSTAKA
Kartika.  1999. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Universitas Pangandan Gizi : Yogyakarta
NurAini, dkk. 2013. Penuntun Praktikum Analisis Organoleptik Fateta : IPB Bogor
Nuraini dan Mawansih. 2006. Uji Sensori Buku Ajar Lampung. Universitas : Lampung
Rahayu. 2001. Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. Jurusan Teknologi Pangan Dan Gizi. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB : Bogor
Sarastani. 2012. Penuntun Praktikum Analisis Organoleptik. Program Diploma. IPB : Bogor
Soekarto. 1985. Penilaian Organoleptik. Bhrata Karya Aksara : Jakarta

1 comment:

  1. Sangat bermanfaat sekali saya suka sekali dengan tulisan ini. Terima kasih
    aidanm32

    ReplyDelete