LAPORAN
PRAKTIKUM EVALUASI
SENSORI
PEMBEDAAN PASANGAN
Oleh
:
M AZHARI
J1A115091
JURUSAN
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS
TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Evaluasi sensor adalah penilaian terhadap suatu produk dengan
menggunakan panca indera, berupa penglihatan, pengecap, pembau dan
pendengaran.Uji organoleptik pada suatu produk disesuaikan dengan parameter dan
diujikan penerimaan konsumen terhadap produk. Penilaian evaluasi sensori
bersifat subjektif dan objektif, subjektif karena penilaiannya menngunakan
manusia sebagai objek analisis dan penentu hasil, contohnya dalam uji kesukaan,
bersifat objektif saat membedakan dan mendeskripsikan produk.
Uji perbedaan pada umumnya berhubungan dengan pengendalian mutu
suatu produk, penentuan umur simpan, dan identifikasi adanya kerusakan pada
produk. Pengujian ini sangat bergantung pada kemampuan panelis dalam mendeteksi
dan mengetahui adanya perbedaan dari sampel yang diujikan.
Pada uji perbedaan ini dibagi menjadi dua kategori yaitu uji
perbedaan keseluruhan adalah menentukan apakah ada perbedaan sensorik diantara
dua sampel, dan uji perbedaan sifat adalah yang lebih spesifik dan menanyakan
apakah sampel berbeda dalam sifat sensorik tertentu. Dalam uji pembedaan ini
panelis harus mampu mendeteksi dan mendeskripsikan perbedaan dari produk yang
disajikan, produk yang disajikan harus dibuat identik sehingga memberikan
perlakuan penilaian yang sama dan objrktif.
1.2 Tujuan
Tujuan
dari praktikum yang dilakukan adalah untuk menentukan ada tidaknya perbedaan
antara dua sampel yang diujikan.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Uji pembeda pada prinsipnya pengindraan dua rangsangan sejenis
dimana panelis melakukan proses pengindraan dua tahap, yaitu merespon sifat
indrawi yang diujikan kemudian membandingkan kedua contoh untuk menyatakan sama
atau berbeda. Pengujian ini termasuk sederhana dan sering digunakan
(Itsagusman, 2013).
Dalam pengujian pasangan ini dua contoh sampel disajikan secara
bersamaan atau berurutan dengan nomor kode berlainan, masing-masing panelis
diminta untuk menyatakan ada tidaknya perbedaan dalam sifat yang diujikan, agar
pengujian ini lebih efektif, sifat atau criteria yang diujikan harus jelas dan
dipahamioleh panelis (Soekarto, 1992).
Uji pembeda
terdiri dari dua jenis, yaitu sensitifity test yang mengukur kemampuan panelis
untuk mendeteksi suatu sifat sensori, dan uji different test yang dimaksud
untuk melihat secara statistik adanya pembedaan diantara contoh yang diujikan
(Sina, 2009).
Pengujian pembeda ini meliputi uji pasangan (paired comparison),
uji segitiga (triangle test), uji pembanding ganda (duals standart test), uji
pembanding jamak (multiplestandart test), uji rangsangan tunggal (single
stimulus test), uji pasangan jamak (multiplepairs test), dan uji tunggal
(Susiwi, 2009).
Pada uji pembedaan ini akan menghasilkan kesan subjektif yang
menyenangkan sehingga produk dianggap memiliki kualitas sensori yang tinggi.
Analisis sensori membutuhkan pengendalian yang tepat agar data yang dihasilkan
tidak bias (Setyaningsih, 2010).
Tujuan analisa sensori untuk mengetahui respon yang berhubungan
dengan pembedaan, deskripsi, kesukaan, dan penerimaan. Uji pembedaan umumnya
berhubungan dengan pengendalian mutu suatu produk. Pengujian perbedaan ini
dapat dilakukan secara independen untuk yang berskala rasio dan pembedaan
pasangan untuk dua sampel yang hasilnya dilanjutkan dengan pengujian chi square
dan dibandingkan hasilnya dengan tabel untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
dari dua sampel yang diujikan (Sarastani, 2012).
Hasil dari pengujian sensori yang baik adalah jika hasil yang
didapatkan tidak bias. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan bias dalam
penilaian seperti faktor fisiologi, berupa adaptasi terhadap meningkatnya
intensitas rangsangan, dan adanya pengaruh dari bahan lain serta pengaruh
keberadaan sampel karena adanya intensitas campuran. Faktor lain yang
mempengaruhi adalah faktor psikologi berupa kesalahan, ekspektasi, kontras
efek, halo efek, cara penyajian sampel, kurangnya motivasi, logical error, dan
kecendrungan memberi nilai ekstrim dalam penilaian (Oktrfina, 2010).
BAB III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 04 Maret 2017,
pada pukul 08 : 00 WIB, dilaksanakan dilaboratorium pengolahan,
Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian (UPM) Universitas Jambi.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu piring saji
(nampan kecil), alat tulis, dan kertas kuisioner, sedangkan bahan yang
digunakan adalah keripik singkong tradisional sampel baku (kode 531), dan
keripik singkong kusuka (kode 481).
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur pada praktikum yang dilakukan adalah disiapkan dua sampel
yang diujikan yaitu keripik singkong tradisional sampel baku (kode 531), dan
keripik singkong kusuka (kode 481), sampel yang disajikan bersamaan dengan
produk baku dan diujikan beda atau sama antara kedua sampel yang diujikan,
hasilnya dicatat di kuisioner sesuai
dengan intruksi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Tabel hasil uji pembedaan pasangan
keripik
Panelis
|
Kode Sampel
|
|
513
|
481
|
|
P1
|
0
|
0
|
P2
|
0
|
1
|
P3
|
0
|
0
|
P4
|
0
|
0
|
P5
|
0
|
0
|
P6
|
0
|
0
|
P7
|
0
|
0
|
P8
|
0
|
0
|
P9
|
0
|
0
|
P10
|
0
|
0
|
P11
|
0
|
0
|
P12
|
0
|
0
|
P13
|
0
|
0
|
P14
|
0
|
0
|
P15
|
0
|
0
|
P16
|
0
|
0
|
P17
|
0
|
0
|
P18
|
0
|
0
|
P19
|
0
|
0
|
P20
|
0
|
0
|
P21
|
0
|
0
|
P22
|
0
|
0
|
P23
|
0
|
0
|
P24
|
0
|
0
|
P25
|
0
|
0
|
P26
|
0
|
0
|
P27
|
0
|
0
|
P28
|
0
|
1
|
P29
|
0
|
0
|
P30
|
0
|
0
|
P31
|
0
|
0
|
P32
|
0
|
0
|
P33
|
0
|
0
|
P34
|
0
|
0
|
P35
|
0
|
0
|
P36
|
0
|
0
|
P37
|
0
|
0
|
P38
|
0
|
0
|
P39
|
0
|
0
|
Jumlah
|
39
|
37
|
4.2
Pembahasan
Pada praktikum yang
dilakukan ini panelis diminta untuk melakukan uji dengan membandingkan dua
contoh yang diujikan, yaitu keripik keripik singkong tradisional dan keripik
singkong kusuka apakah adanya perbedaan atau tidak. Pembedaan ini dilakukan
untuk menentukan adanya perbedaan sifat organoleptik atau sifat sensorik antara
dua sampel.
Sampel yang disajikan
keripik singkong tradisional dengan kode 531, dan keripik singkong kusuka
dengan kode 481. Jika panelis menyatakan produk berbeda maka menuliskan tanda
0, dan apabila panelis menyatakan sama maka menuliskan 1. Setelah panelis
memberikan penilaian maka data ditabulasikan dan dibandingkan dengan tabel uji
pembedaan pasangan untuk mengetahui perbedaan antara dua contoh sampel yang
diujikan.
Dari hasil tabulasi
data dengan menggunakan data tabel uji pembedaan pasangan jumlah terkecil yang
diperlukan untuk menyatakan beda nyata pada kedua contoh tersebut. Untuk jumlah
panelis 39 orang terdapat 27 orng pada tingkat 5 %. Suatu produk dinyatakan
beda dengan pembanding atau dengan produk lainnya bila jumlah panelis yang
menyatakan beda sesuai dengan jumlah tersebut, dan data yang diperoleh sebanyak
37 orang panelis menyatakan roduk tersebut berbeda, sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa berbeda nyata pada
kedua sampel, karena 37 orang besar dari 27 orang pada taraf 5 % artinya jumlah
yang menyatakan berbeada melebihi jumlah batas pembanding yang terkecil.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Pada uji pembedaan
pasangan ini dapat disimpulkan bahwa uji pembedaan pasangan dengan menggunakan
dua sampel yang diujikan memiliki perbedaan nyata, setelah diujikan ada 39
orang panelis dan dibandingkan dengan tabel uji pembeda pasangan pada taraf 5
%.
DAFTAR
PUSTAKA
Itsagusman , 2013, Modul Penanganan Mutu Fifis
Organoleptik.
Program Studi
Teknologi Pangan . Universitas
Muhammadiyah Semarang
Oktrafina . 2010, Penilaian Organoleptik Industri
Pangan Bharata
Karya Aksara :
Jakarta
Sarastani
, 2010, Sifat-sifat
Organoleptik dalam Pengujian Bahan Pangan, UGM : Bandung
Setyaningsih, 2010, Pengujian Organoleptik Pangan dan
Hasil Pertanian.
Jakarta
Bratura
Sina, 2009, Penuntun Praktikum Analisis
Organoleptik Fateta
: IPB Bogor
Soekarto,
1992, Petunjuk
Laboratorium Metode Penilaian Indrawi
. Bogor. IPB Press
Susiwi, 2009, Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. Jurusan Teknologi
Pangan dan Gizi. Fakultas Teknologi
Pertanian . IPB : Bogor.
No comments:
Post a Comment